Masa Kejayaan Inter Milan FC
F.C. Internazionale Milano, sering disebut sebagai Internazionale (diucapkan [internatt͡sjoˈnaːle]) atau hanya Inter, dan bahasa sehari-hari dikenal sebagai Inter Milan di luar Italia, adalah sebuah klub sepak bola profesional asal Italia yang saat ini bermain di Serie A Liga Italia. Inter Milan mempunyai julukan sebagai il Nerazzurri (si biru hitam), il Biscone (si ular besar), dan juga La Beneamata (yang tersayang). Klub bermain di Serie A (divisi pertama) sejak tahun 1908, dan pendukung Internazionale disebut Interisti.
Dari tahun 2006 hingga tahun 2010 adalah tahun pencapaian
terbaik kedua bagi Inter sepanjang sejarah sejak berdiri. Dalam kurun waktu
tersebut mereka sukses memperoleh lima gelar yaitu Serie A, Coppa Italia, Liga
Champions UEFA, Piala Super
Italia, dan Piala Dunia
Antarklub FIFA.
Musim 2009-10 adalah musim terbaik dalam sejarah klub. Di bawah asuhan Manajer José Mourinho, klub
berhasil menjadi juara Liga Serie A, Coppa Italia,
dan Liga
Champions UEFA, sehingga Inter mencatatkan diri sebagai klub Italia
pertama yang berhasil mendapatkan tiga gelar (treble)
dalam satu musim.[6] Pencapaian
ini juga menjadikan Inter sebagai klub ke-6 di Eropa setelah Glasgow Celtic, Ajax Amsterdam, PSV Eindhoven, Manchester
United dan Barcelona yang
berhasil memperoleh gelar treble.
Inter bermain di stadion Giuseppe
Meazza dan berlatih di Angelo Moratti Sports Center (dikenal
juga sebagai La Pinetina) sebuah fasilitas latihan di Appiano Gentile. Klub ini
adalah klub satu kota (rival) dengan A.C. Milan,
dan pertandingan antara mereka terkenal dengan nama Derby della
Madonnina.
Masa Kejayaan Inter Milan 2006-2010
Inter Milan menyelesaikan puncak masa
kejayaannya dengan meraih treble winner bersejarah mereka melawan Bayern
Munchen di final Liga Champions tahun 2010. Ini adalah puncak dari masa
keemasan Inter Milan dalam beberapa dekade terakhir dan mendominasi Serie A
Italia selama empat tahun. Walau keberhasilan ini mungkin saja bisa pihak
Juventus bisa berkilah bahwa semua itu bisa terjadi akibat skandal Calciopoli
yang merebak di tahun 2006.
Kasus Calciopoli memberikan hasil yang memberatkan untuk Juventus, mereka dihukum degradasi ke Serie B dan itu merupakan katalis bagi keberhasilan Nerazzurri. Dalam hal pemain, Inter Milan berhasil mendapatkan dua pemain dari Juventus yang enggan untuk bermain di Serie B yaitu Patrick Vieira dan Zlatan Ibrahimovic. Khusus Zlatan Ibrahimovic, saat ia bersama Inter Milan menjadi top skor liga Italia selama tiga musim beruntun. Selain Juventus yang harus turun kasta ke Serie B, AC Milan harus memulai musim dengan pengurangan delapan poin hal yang sama juga terjadi pada Fiorentina dan Lazio. Maka Inter Milan memulai musim dengan penuh keuntungan di musim 2006/2007.
Kasus Calciopoli memberikan hasil yang memberatkan untuk Juventus, mereka dihukum degradasi ke Serie B dan itu merupakan katalis bagi keberhasilan Nerazzurri. Dalam hal pemain, Inter Milan berhasil mendapatkan dua pemain dari Juventus yang enggan untuk bermain di Serie B yaitu Patrick Vieira dan Zlatan Ibrahimovic. Khusus Zlatan Ibrahimovic, saat ia bersama Inter Milan menjadi top skor liga Italia selama tiga musim beruntun. Selain Juventus yang harus turun kasta ke Serie B, AC Milan harus memulai musim dengan pengurangan delapan poin hal yang sama juga terjadi pada Fiorentina dan Lazio. Maka Inter Milan memulai musim dengan penuh keuntungan di musim 2006/2007.
Jalan Inter Milan semakin lapang setelah
mereka menunjukkan permainan yang luar biasa baik sepanjang musim 2006/2007.
Mereka memecahkan rekor kemenangan beruntun milik AS Roma yang mencatatkan 11
kemenangan beruntun yang dipecahkan menjadi 17 kemenangan beruntun. Dan diakhir
musim, mereka finish dengan mengoleksi 97 poin berselisih hingga 22 poin dari
peringkat kedua AS Roma.
Dominasi mereka di kompetisi Liga hampir saja
mengantarkan Nerrazzuri meraih gelar ganda kala mereka mencapai babak final
Coppa Italia, namun AS Roma yang berniat untuk membalaskan kegagalan mereka di
Liga berhasil menjadi juara dengan skor agregat 7-4 di Final
Musim berikutnya 2007/2008, Juventus kembali lagi ke
Serie A. Namun dengan kondisi pemain yang tak lagi mumpuni mereka tak bisa
berbuat banyak untuk menjegal Inter Milan. Musim 2007/2008 adalah musim pertama
Inter Milan mempertahankan gelar juara Serie A dan ini menjadi ujian bagi
ketangguhan Roberto Mancini. Namun sekali lagi bersama Ibrahimovic sekali lagi
mereka berhasil menjadi juara dengan hanya menderita tiga kekalahan pada
prosesnya.
Yang lebih mengesankan, mereka
hanya mendatangkan seorang pemain baru di bursa transfer musim panas. Cristian
Chivu kala itu mendarat dari AS Roma dengan harga transfer € 16 juta.
Namun sekali lagi Nerrazzuri harus kehilangan gelar mereka di Coppa Italia atas
lawan yang sama, AS Roma.
Di bawah pelatih asal Porugal tersebut, Inter Milan kembali menegaskan
dominasi mereka di Seria A, mengakhiri musim dengan meraih kembali gelar juara
liga italia dengan selisih 10 poin di atas Juventus dan AC Milan. Ibrahimovic
kembali menjadi aktor utama dibalik keberhasilan inter dengan menjadi top skor
seri-a dengan mengoleksi 30 gol. Namun sekali lagi di musim tersebut Inter
Milan gagal berkiprah dengan baik di Eropa walaupun sudah menghabiskan total €
47 juta
Di musim
2009/2010 menjadi musim yang tak akan terlupakan oleh Interisti sejati dimana
pun di dunia. Moratti mendukung penuh langkah Mourinho dengan memberikan dana
hingga € 100 juta di bursa transfer. Meski kepergian Ibrahimovic ke
Barcelona menjadi salah satu perhatian khusus di awal musim, namun Mourinho
mampu menggantikan peran penyerang asal Swedia tersebut dengan mendatangkan
Diego Milito, Wesley Sneijder dan Samuel Eto'o

Kemenangan 3-1 di San Siro pada ajang semifinal Liga
Champions merupakan faktor penting keberhasilan mereka menjadi juara musim
tersebut. Datang ke Camp Nou dengan keunggulan dua gol kandang mereka memainkan
sepakbola bertahan yang nyaris sempurna. Barca memang menang 1-0 namun mereka
gagal melaju ke babak final, kalah secara agregat dengan skor 2-3.
Di ajang lokal, Inter Milan menuju empat pertandingan
final Serie A Italia. Dengan kondisi tertinggal dari AS Roma yang memberikan
tekanan kuat untuk meraih gelar. Namun kekalahan Giallorossi dari Sampdoria di
sisi lain empat kemenangan beruntun yang diraih oleh Inter Milan, mengantarkan
Nerrazzuri kembali menjadi juara Serie A berkat gol tunggal Diego Milito di
pertandingan terakhir melawan Siena.
Milito sekali lagi menjadi jimat penyelamat Inter
Milan dalam partai final Liga Champions yang berhasil mereka menangkan usai
mengalahkan Bayern Munchen 2-0 di final. Inter Milan kembali menjadi penguasa
di Eropa yang pertama dalam 45 tahun terakhir.
bolavita.pw kerja sama untuk pasaran bola asian games 2018
BalasHapusmelihat skor bola asianbookie
membaca pasaran olahraga asianbookie bandar
http://agenpialadunia2018-blog.logdown.com/posts/7805161-pasaran-asianbookie-asian-games-2018-jakarta-palembang